HARI SIAL ADE ARMANDO

Senin, 11 April 2022, Gw lagi ngedit video siang itu. Tentang makam Nabi Muhammad SAW di Madinah. Gak mengikuti berita aksi unjuk rasa BEM SI, yang katanya digelar serentak se Indonesia. Gw juga rada kurang tahu apa tuntutan mereka. Yang gw ingat hanya penolakan perpanjangan masa jabatan presiden (penundaan pemilu), kenaikan harga minyak goreng dan beberapa tuntutan lainnya. Jujurly, gw gak mengikuti perkembangan politik nasional.

Tapi, ya, bukan berarti gw gak paham. Bahkan, tadinya gw pengen nulis soal deligitmasi aksi yang biasa dilakukan entah oleh siapa (silahkan tebak sendiri), terhadap setiap demo yang dianggap menentang kebijakan pemeritah. Kontra aksi dan kontra isu yang biasanya melibatkan Pamswakarsa Digital atau Dunia Nyata. Dengan support system lainnya yang biasa melakukan back up terhadap giat mereka.

Iseng gw buka internet siang menjelang sore itu. Ada kabar mengejutkan, Ade Armando digebuki massa peserta aksi. Gw gak terkejut juga soalnya orang ini kerap memancing kemarahan publik. Setidaknya gw lah, suka jengkel juga melihat komentar-komentarnya, terutama soal keimanan gw sebagai seorang muslim. Misalnya soal pendapatnya tidak ada perintah sholat lima waktu di Al Quran.

Sebenernya, ya, itu pendapat dia bebas saja selama tidak dilakukan ruang publik. Tapi ketika itu disampaikan di media sosial, akan lain ceritanya. Jelas dia memancing kemarahan publik dan opini subyektif gw pribadi, dia udah melakukan ujaran kebencian. Banyak lagi, dah pendapatnya yang menurut gw, ada kesan di pabrikasi secara sistematis.

Hebatnya lagi, pria kelahiran Bogor ini, meski banyak dilaporkan berbagai kalangan, kasusnya tidak pernah diproses. Banyak yang geram, bahkan mendendam pada dosen UI ini. Terlebih, dia jelas banget gak takut dan terus saja nantangin publik yang dianggapnya sebagai lawan politik, barisan sakit hati karena kalah pemilu.

Karena kelakuannya itu, gw bahkan sempat membatin, sedikit berdoa juga semoga ada yang mentoyor kepalanya. Rasanya bukan cuma gw, pasti banyak orang juga begitu. Bukan hanya soal sikap kontroversinya dia saja, tapi juga kegeraman gw atas sikap penegak hukum yang seakan abai atas laporan berbagai pihak terhadapnya.

Dan begitu Senin 11 April 2022 digebuki massa di depan Gedung MPR/DPR/DPD, jujurly lagi gw awalnya senang. “Hari apesnya dia hari ini” pikir gw bahagia. Tapi, begitu melihat dia diinjak-injak ditelanjangi, gw jadi iba juga. Biar gimana dia adalah kaum intelektual dengan pendidikan tinggi. Tapi, disisi lain gw harus memahami kekesalan publik terhadapnya. Gw ambil jalan tengah, deh, mending gak perduli.

Disaat yang sama, saat gw buka twitter, entah gimana ada akun yang gw gak pernah ikuti, Denny Siregar, nyolot. Dari kemarin emang gw pantau akun ini nantangin dan meledek para mahasiswa dan pengjunjuk rasa. Gw tahu sih, dia bagian dari Pamswakarsa Digital yang selama ini kerap melakukan giat kontra aksi dan kontra isu di media sosial. Emang itu pekerjaannya.

Ade Armando dan Denny Siregar ini 16-17. Sama saja dengan beberapa rekan Pamswakarsa Digital lainnya. Jalan ceritanya juga hampir persis. Cuma hari itu Ade kena sialnya. Dan kebetulan juga pesan twit dia, sore itu, yang akunnya tidak gw ikuti twittnya ada di beranda akun gw. Dengan sadar, gw gak emosi menyambar dan membalas pesannya. Gw tantangin dia duel aj sekalian. Gw juga tahu, dia gak bakal nanggapin dan kicauan gw itu hanya iseng.  Tahu-tahu ternyata banyak direspon warganet. Kaget juga gw, gak nyangka karena gw selama ini punya akun medsos hanya sekedar punya. Cuma buat berbagi dan mencari berita tentang sepakbola dunia.

Karena udah terlanjur dapat perhatian, ya, sekalian aja gw seriusin. Beneran gw tachu (jadiin) klo dia mau. Gw yang jual berharap dia mau beli. Gw juga jelaskan siapa gw di twitt itu, dengan maksud biar gak dianggap akun palsu. Gw mention juga Kapolri, sekalian sampaikan aspirasi gw sebagai pembayar pajak yang bayar gaji polisi, Karena menurut gw, apa yang terjadi terhadap Ade Armando adalah pengadilan jalanan. Massa langsung bertindak pengadil (hakim). Gak perlu lagi gw jelasin kenapa hal itu bisa terjadi.

Gw gak mengancam Denny Siregar. Gak niat ribut juga kecuali dia benar-benar akan membeli dagangan gw. Gw menantangnya dengan bersikap jantan. Menanggapi twitt nya dia juga sebenernya. Jantan, adalah hal yang dia inginkan saat menyebut kata pengecut. Gw pikir mending gw yang hadapi saja, daripada dia di colong dari belakang atau samping oleh orang tak dikenal dijalan. Bukan gak mungkin itu akan terjadi. Atau lebih sial lagi, dia akan bernasib sama atau lebih parah seperti partnernya di Cokro TV, Ade Armando. Yang gak hanya digebuki tapi juga ditelanjangi.  Kasian, kan?  Sakit-nya lahir batin itu pasti trauma. Malu bisa ke anak cucu. Pilihannya dia akan tobat atau semakin beringas memprovokasi warganet.

Makanya itu, gw pribadi dan juga banyak orang, berharap kepolisian melanjutkan kembali laporan-laporan yang dibuat atas namanya. Pun kalo dia dibebaskan biar pengadilan yang memvonis. Jangan digantung melulu kasunya, sementara dia terus beraksi diruang publik.   Pasti ada saja orang yang bukan hanya jengkel, tapi mendendam. Jaman lagi susah, banyak orang nekat. Apalagi bila hal itu dianggap sebagai keyakinan. Cilaka limabelas bila hal yang menimpa Ade Armando juga terjadi ke orang-orang lainnya yang dianggap “nge-nges” oleh masyarakat yang tidak menyukai kiprahnya. Ini bukan soal politik tapi rasa keadilan.

Bisa saja, mereka yang gw sebut sebagai Pamswakarsa Digital ini terus dibiarkan sebagai bagian dari operasi kontra isu dan kontra aksi. Toh juga katanya yang mendukung aksi mereka mayoritas. Yang berkuasa bebas saja melakukan apa yang diinginkan. Pendapat gw pribadi ini cuma saran.  Gw gak pengen pengadilan jalanan terus terjadi.

Khusus kasus Ade Armando, gw berharap pelaku yang benar-benar pelakunya tertangkap dan diadili. Bila benar mereka pelakunya, boleh dong gw berharap mereka juga gak perlu meminta maaf. Akui saja secara jantan, apa yang kalian rasakan dan mengapa melakukan hal itu?  Secara terbuka biar publik mengetahui dan penegak hukum melakukan introspeksi.

Tapi emang cilakanya, kalo apa yang terjadi terhadap Ade Armando itu bagian dari konta aksi. Hasil kerja Pamswakarsa Dunia Nyata yang kerjaan sukses menggring Ade Armando hadir disana, provokasi peserta aksi dan bikin dia babak belur. Bagian dari upaya mendeligitimasi aksi demonstrasi. Biar aksi selanjutnya semakin lemah, seperti aksi-aksi mahasiswa sebelumnya. 

Gw sih percaya banget, gak ada orang yang mau dengan sengaja babak belur dipermalukan dan ditelanjangi. Tapi gw percaya, hari Senin 11 April 2022 adalah hari sialnya Ade Armando. (Imam Nugroho)

Comments

Popular posts from this blog

SURAT TERBUKA BUAT KAPOLRI

KETIKA PEJABAT TINGGI BERLOMBA SUNTIK VAKSIN BOOSTER

KISAH VERZET, TIM SEPAKBOLA PALING BERANI IBUKOTA