HORROR KERJA DI RADIO

 

Gw gak pernah bermimpi bisa kerja di stasiun radio.  Di salah satu radio terbesar di Jakarta, saat itu, bahkan paling elit di Indonesia di kelompok paling atas masyarakat modern. This is The Real Radio, More Than Just Music -beberapa slogannya yang begitu populer di kalangan profesional muda.

Gw juga pendengar radio sejak remaja, tapi bukan radio jenis ini. Radio anak muda dengan musik-musik yang trend digenerasi gw. Radio gaul lah, teman malam saat belajar atau di mobil. Radio tempat gw kerja ini adalah ini dunia baru, kalangan orang dewasa yang mapan dan profesional.  

Masuk radio ini awal Juni 2001,. Itu semacam kado ulang tahun gw, lah,. Karena emang impian gw kerja di media besar dan terkenal tercapai. Meski ternyata medianya radio, bukan majalah atau tabloid seperti harapan gw. Masuk radio ini juga kebetulan, karena media ini tidak membuka lowongan secara terbuka. Gw diberitahu teman untuk melamar dan mengikuti tes. Alhamdulillah, gw ikut seleksi yang melelahkan dan diterima.

Ada empat orang seangkatan gw yang diterima,.  Satu langsung keluar karena tidak sesuai dengan alasan pribadi, sementara tiga lainnya, termasuk gw lanjut. Satu orang teman seangkatan gw masuk juga ampe sekarang masih ada kerja di radio ini. Dia bukan hanya teman seangkatan masuk kerja tapi juga seangkatan kuliah di Kampus Tercinta. Sekarang malah udah jadi boss (Station Manager dan Pemimpin Redaksi) di radio ini dan menjadi sosok yang paling berpengaruh di grup media. Memang anak yang cerdas dia, kaya ilmu, rajin dan tidak sombong. Sangat tepat dan beruntung radio ini masih memiliki asset seperti teman gw ini.

Awalnya, gw masuk radio ini sebagai penulis berita yang bertugas malam. Kantor gw dibagian belakang dan pojok di kawasan RCTI yang ditahun itu sangat sepi. Lebih mirip rumah sih, dibanding kantor. Rumah tua yang sejak awal gw masuk banyak diceritakan “berpenghuni”. Kantor redaksi berbeda dengan studio, meski jarak kedua bangunan ini tidak begitu jauh.  

Bila malam tiba, rada merinding juga apalagi diawal-awal. Di belakang kantor redaksi ini banyak pohon pisang dan tembok tinggi yang berbatasan dengan pemukiman warga. Biasanya pukul 19 malam udah sepi, tinggal gw sendiri yang kerja. Tugas gw ampe pukul 22 malam, sebab terakhir berita yang gw tulis pukul 21.30.

Sebulan pertama kerja gw lumayan stress,. Selain adaptasi dengan irama pekerjaan baru juga karena ‘gangguan-gangguan’ saat kerja. Kursi bergerak sendiri, lah, televisi tiba-tiba suaranya besar, sampai ketukan kaca di ruangan gw kerja yang bersebelahan dengan wc. Belum lagi dengar cerita office boy disana yang kebanyakan orang betawi asli dan penduduk sekitar yang bercerita bahwa persis dibalik tembok belakang kantor redaksi adalah kuburan. Ya, orang Jakarta jaman dulu memang biasa menjadikan perkarangan rumahnya menjadi kuburan anggota keluarganya.

Satu malam, gw lagi nulis diruangan, seperti ada yang meniup ke kuping gw. Terasa banget ada hembusan angin ke telinga. Tadinya gw pikir hembusan angin AC, karena gw duduk persis searah dan sejajar dengan blower AC. Dan itu gw rasain lebih dari sekali, tiap gw nengok kosong. Dan emang gak ada orang,. Melompong,.

Seperti biasa, setiap gw takut dan makin takut gw biasanya jadi berani. Berani karena kesal diganggu,. Gw mendadak berdiri, nendang kursi dan mengumpat kasar,. “ Ngent** lo, mau apa ? Gw lagi kerja jangan ganggu setan !! “ Kursi roda kantor yang gw tendang itu meluncur nabrak meja sebelahnya,.

Emosi gw, dan makin emosi karena yang gw hadapin gak nyata,. Akhirnya gw keluar kantor redaksi dan menuju studio yang jaraknya sekitar 20 meter dari kantor gw,. Dalam perjalanan masuk studio juga gw harus menyurusi jalan coneblock yang kanan kirinya banyak pohon besar. Gw tahu dan sadar banget sebagai orang baru disana pasti mereka-mereka makhluk halus pengen kenal gw,. Saat melintas di jalan taman di pohon itu juga gw rasain banget ada yang memperhatikan gw,. Terdengar jelas suara nafas berat terdengar diatas pohon itu,. Cuma gw gak mau liat,. Gw jalan nunduk aj ngeloyor gak perduli,. Bukan karena gak berani tapi karena gw bisa makin emosi.

Berikutnya, di bulan pertama gw masuk kerja, sekitar pukul 22.00, gw kencing je wc. Toilet ini berada di belakang kantor,. Gw harus keluar kalo mau gunakan wc. Lokasinya persis dengan tembok yang berbatasan dengan pemukiman warga. Banyak pohon pisang dan alang-alang liar yang merapat tembok. Cahaya disana juga redup, hanya lampu pijar 10 watt yang menerangi. Rada males juga tiap mau kencing disana klo malam hari. Tapi, ya, kandung kemih sudah penuh dan harus dibuang. Gw harus kencing sebelum bebenah pulang,.

Wc yang luasnya tidak lebih dari 2x3 meter itu hanya ada toilet duduk dan selang air (shower) yang menjuntai ke lantai karena lepas dari dudukannya. Selesai buang air kecil, gw perhatikan selang shower yang menjuntai ke lantai itu goyang. Gw pegang dong, biar gak bergerak,. Sambil gw ngomong dalam hati, “ Lu klo goyang lagi berarti ada disekitar sini !” Eh, bener aj baru aj selesai gw ngomong itu selang bergerak goyang-goyang cepat seperti lonceng,.. Huahahahaha ! Gw kaget, kabur lah ambil langkah seribu,. Gak matiin komputer, gak matiin ac, bahkan gak absen pulang, gw langsung cabut masuk mobil dan pulang,.

Malam nya, sesampainya dirumah gw mikir,. Yang postif, ya, pastinya karena emang gw butuh pekerjaan ini. Masa, iya, gara-gara hantu gw berhenti kerja,. Gw harus tekad dan berdamai dengan mereka,. Gw yakin mereka hanya mau berkenalan saja dengan pekerja baru disana,. Akhirnya, ya, entah hari keberapa malam itu gw sengaja gak pulang meski jam kerja udah selesai. Gw di kantor itu sampai jam 1 dini hari,. Gw nonton tv aj yang kebetulan ada tayangan HBO. Gw bolak balik ke wc dan liat kearah pohon pisang itu,. Gw gak perpikir apa-apa dan berbicara apa-apa meski dalam hati,. Cuek aj, seolah emang gak ada apa-apa,. Dan ajaibnya, setelah itu emang gak lagi terjadi apa-apa,. Mulai enjoy kerja malam, bahkan larut meski jam kerja sudah selesai. Biasanya gw pake waktu itu buat nonton berbagai tayangan tv luar negri,. Mulai dari Fashion TV, MTV, V Channel, HBO, FOX dsb,.

Gw mulai akrab dengan mereka para penghuni Dekam, demikian orang menyebutnya,. Suatu ruangan yang dulu pernah dipakai Ebet Kadarusman, salah satu penyiar terkenal dan program televisi favorit di zamannya, Salam Canda RCTI.

Demikian kisah bulan pertama gw kerja di radio paling hits se Jakarta dengan sapaan pendengarnya “ Profesional Muda “ . Gw akan lanjut dengan cerita berikutnya di dunia kerja yang katanya tempat dimana orang sedikit bekerja banyak bicara ini. Banyak ceritanya dengan berbagai segment yang akan gw bagi,. Imam Nugroho, signed out and bye !!

Comments

Popular posts from this blog

SURAT TERBUKA BUAT KAPOLRI

KETIKA PEJABAT TINGGI BERLOMBA SUNTIK VAKSIN BOOSTER

KISAH VERZET, TIM SEPAKBOLA PALING BERANI IBUKOTA